Senin, 27 Agustus 2018

Kata Mizi “Tentang Peng-Qurbanan Hewan Qurban” Part 2

Ilustrasi hewan qurban. Foto: Dayah Nihayatul Muhtaj


 2. Hak Penanganan

Setelah selesai disembelih, maka selanjutnya hewan qurban akan dikuliti untuk dapat diambil dagingnya. Namun sayangnya, menurut saya, kedua masjid yang saya kunjungin tidak mencerminkan perilaku yang baik dalam menangani permasalahan tersebut.

Pertama, cara mereka membawa hewan qurban setelah disembelih sangat tidak berpri-kehewanan. Sebab, mereka menyeret begitu saja hewan yang sudah mati dengan keadaan kepala menyeret aspal jalan dan darah pun akhirnya berceceran kemana-mana. 

Selain itu, ada juga di salah satu masjid yang mengabadikan terlebih dahulu hewan yang telah disembelih secara beramai-ramai sampai keadaan sang hewan terinjak-injak dan terhimpit oleh orang-orang disekitarnya. Sebagai manusia, apakah hal tersebut baik kita lakukan?

Yang menjadi permasalahan saya disini ialah sikap tersebut dilakukan kepada hewan yang sedang dalam konteks istimewa. Jika dimaknai, hewan qurban adalah pengganti anak yang akan kita serahkan kepada Allah SWT untuk disembelih.

Maka menurut saya, perlakukanlah hewan tersebut layaknya hewan yang sudah menolong kita dengan menggantikan posisi anak-anak kita untuk disembelih. Berterima kasih lah kepadanya. Perlakukanlah dengan baik wujudnya meski telah dalam keadaan mati sekali pun.

Aliran Darah Hewan Qurban

Sepengetahuan saya (maaf jika salah), yang diutamakan dalam proses penyembelihan hewan qurban adalah aliran darah yang keluar dari rongga leher dan jatuh ke dalam lubang atau dasar permukaan. Sayangnya, saya kerap melihat hewan-hewan qurban yang dipotong begitu saja tanpa mengidahkan aspek darah ini.

Aliran darah tersebut dibiarkan berceceran kemana-mana layaknya gelas minuman yang tumpah dari tangan anak kecil. Lalu, dimanakan estetika sang darah? Dulu bahkan saya kerap disuguhi mitos jika terkena darah hewan qurban maka tempat yang terkena akan tumbuh kutil. Namun sekarang apakah mitos tersebut masih layak dibicarakan kepada anak dan adik kita?

Selain itu, hasrat untuk mengekspos darah dalam ranah media sosial juga sangat tinggi. Ayolah kawan, tidak semua menyukai tontonan darah seperti dirimu. Jadi, bijaklah dalam menggunakan sosial media. Sebab, meski itu milikmu, orang lain juga akan mendapatkan hasilnya.

Panitia Penyembelihan Hewan Qurban

Panitia memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan sebuah acara. Mulai dari pekerjaan berat yang diembang, resiko bahaya yang diterima, dan sebagainya. Namun, apakah alasan sesungguhnya masyarakat umum ingin menjadi panitia, terutama panitia penyembelihan hewan qurban?

Mungkin ini hanya sekedar spekulasi saya semata, tetapi pertanyaan diatas mungkin bisa saya jawab dengan “daging”. Ya benar, daging. Daging menjadi salah satu tujuan utama masyarakat berbondong-bondong ingin menjadi panitia. Kenapa saya dapat berbicara demikian?

Berdasarkan apa yang saya lihat sendiri, banyak dari panitia penyembelihan melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan terkait dengan daging tersebut. Mungkin tidak semua panitia melakukan hal ini. Namun, sepanjang tahun saya melihat aksi penyembelihan, selalu saya temukan panitia-panitia yang membawa daging qurban terlebih dahulu dengan jumlah yang lumayan besar ke rumah mereka.

Selain itu, ada juga panitia yang berbicara “ini bagian gue ya”, “gue mau kepala yang ini”, “gue mau bawa pulang buntutnya ya buat di sop”, dan sebagainya. Well, menurut saya sendiri panitia pasti mendapatkan bagian daging lebih sebagai pengganti dari tenaga dan waktu yang dikeluarkan saat acara tersebut.

Namun apakah pantas jika seorang panitia melakukan suatu hal dengan tujuan tertentu apalagi sedang dalam kegiatan yang sakral seperti Idul Adha?

Semua itu adalah apa yang saya temukan dalam acara penyembelihan hewan qurban beberapa hari lalu di masjid sekitar rumah saya. Jika menurut kalian hal ini tidak benar, dan terlalu mengada-ada karena tidak ada paham yang spesifik, kalian dapat memberikan tanggapan di kolom komentar. Terima kasih😊



Tidak ada komentar:

Posting Komentar